About

Senin, 06 Februari 2012

Mencegah Maloklusi

Mencegah Maloklusi Faktor etiologi utama pada maloklusi tampaknya bersifat keturunan. Pola skeletal dari rahang, bentuk otot mulut, dan ukuran dari gigi-geligi, semuanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Sebagian besar faktor-faktor lokal, seperti gigi supernumerari dan hipodonsia, barangkali mempunyai latar belakang keturunan. Oleh karena itu, pencegahan primer atau modifikasi dari sifat-sifat ini hampir tidak mungkin dilakukan. Bahkan beberapa faktor etiologi yang merupakan akibat pengaruh lingkungan seperti trauma, tidak benar-benar bisa dicegah, dengan perkecualian tanggalnya gigi susu yang terlalu dini. Tanggalnya gigi-gigi yang terlalu cepat bisa dicegah, tetapi sudah kita lihat bersama bahwa hal ini bukan penyebab utama maloklusi, tetapi hanya memperparah masalah gigi yang berjejal pada kondisi tertentu saja. Oleh karena itu, pencegahan primer dari maloklusi dengan cara memodifikasi faktor-faktor etiologi belum bisa dilakukan pada sebagian besar pasien, berdasarkan pada kondisi pengetahuan dewasa ini. Selalu diperlukan perawatan korektif pada kasus-kasus ini. Meskipun demikian, pencegahan sekunder adalah penting pada ortodonsi. Ada dua aspek pencegahan sekunder yang akan dibicarakan di sini. (a) Mencegah sifat etiologi dasar menimbulkan efek merugikan yang maksimal. Ini terutama berlaku untuk faktor-faktor lokal, dan bisa diilustrasikan dengan mengacu pada gigi supernumerari tuberkulat. Jika gigi semacam ini dibiarkan pada tempatnya selama beberapa tahun, erupsi dari gigi insisivus sentral atas permanen akan tertunda. Gigi-gigi di dekatnya cenderung menduduki ruang untuk gigi permanen tersebut dan akan terjadi masalah oklusal yang lebih parah, yang sebenarnya dapat dicegah dengan mencabut gigi supernumerari lebih dini. (b) Mencegah faktor-faktor yang membuat maloklusi yang sudah ada menjadi lebih sulit diperbaiki. Barangkali contoh yang jelas dari keadaan ini adalah pencabutan gigi yang tidak dipertimbangkan dengan baik. Oklusi Klas 2 divisi I dengan perawatan yang jauh lebih sulit karena gigi molar pertama atas permanen sudah dicabut, sehingga gigi molar kedua bergerak ke depan dan menutup ruang bekas pencabutan. Jadi, walaupun pencegahan primer dari maloklusi merupakan perbuatan yang tidak realistik, pencegahan sekunder bisa membantu menghindari maloklusi atau mengurangi perlunya perawatan untuk beberapa kasus tertentu. Kunci pencegahan jenis ini adalah kewaspadaan. Pemeriksaan dini terhadap kondisi anak, diikuti dengan pemantauan ulang yang teratur, dan perawatan yang dilakukan pada waktu yang tepat jika diperlukan, akan bisa mengurangi maloklusi sampai tingkat dasar yang memang sudah tidak bisa dicegah lagi.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More